Pages

Selasa, 26 Juni 2012

RUMAH tempatmu kembali

"ingat, puncak adalah tujuan EKSPEDISI. tapi tujuan utamanya adalah kembali pulang ke rumah dg sehat dan selamat" by Mas Punto

Kalimat itu diucapkan oleh mas Punto, salah satu senior saya di Smalapala saat dilaksanakannya Upacara Pemberangkatan Ekspedisi Smalapala 2012 (Tebing Siung, Gunung Slamet, Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro). Aura-aura heroik aku rasakan saat itu, waktu aku juga berdiri di barisan Senior dan melihat para atlit-atlit ekspedisi yang notabene masih usia SMA itu dengan gagah dan dada yang dibusungkan siap untuk menempa mental. 
Hmm...tapi lebih dari itu makna yang aku serap dari pernyataan mas Punto.
Intinya...dalam hidup kamu pasti sudah punya tujuan, target, cita-cita, harapan, mimpi yang ingin kau capai dan wujudkan. Entah kau berada di PUNCAK manapun nantinya (Puncak kesuksesan dalam karir mungkin), ingat bahwa itu bukanlah tujuan utama mu. Karena tujuan yang sebenarnya adalah KEMBALI PULANG KE RUMAH DENGAN SEHAT DAN SELAMAT. Karena ada keluarga yang menanti mmu di rumah. Yang mengharapkan kau kembali dengan sehat dan selamat.
Sejauh apapun kau pergi...setinggi apapun puncak yang kau gapai...ingat lah untuk PULANG KE RUMAH.


Sejauh apapun kau pergi, di puncak manapun kau berdiri, ingat ada keluarga di rumah yg menantimu pulang dg sehat&selamat. #inspirasiMasPunto


Mas Punto #Senoir #Smalapala #UpacaraPemberangkatan #Ekspedisi2012

Selasa, 19 Juni 2012

PESAN CANTIK ^_^

Saat aku tak paham maksud Rabb ku,
aku memilih tetap percaya padaNYA...

Saat aku tertekan oleh kekecewaan,
aku memilih bersyukur...

Saat rencana hidup ku berantakan,
aku memilih berserah diri...

Saat putus asa menyelimuti ku,
aku memilih tetap maju dan fight..

Dan saat aku ingin mengirimkan pesan ini,
aku memilih kamu (kalian),,,
karena kamu (kalian) sangat berharga di hadapanNYA.
Apapun yg terjadi pada kamu (kalian) saat ini, tetaplah
PERCAYA
BERSYUKUR dan
BERSERAH DIRI...
Karena Allah sedang menyiapkan kehidupan yang terbaik untuk mu.

*pesan singkat dari seorang d sana (terimakasih, mbk)...
...cukup membuatku slalu tersenyum dan menghela nafas panjang...^^,
maav ya menulis ulang semua d sini tanpa izin dulu....=)

Keyakinan Iblis

Bicara soal keyakinan, kadang kita kalah telak dengan iblis. ini bukan sindiran. ini kenyataan. iblis jelek-jelek begitu masih punya yang namanya keyakinan.
iblis meyakini bahwa Allah itu Maha Kuasa. Iblis meyakini bahwa bagi Allah tidak ada yg mustahil. Bayangkan sebagian manusia masih membantah dan menyanggah, "ini mustahil, itu mustahil", seolah kita melupakan keterlibatan Allah dalam setiap tindakan.
#seperti yg dikutip dari buku karya Ippho Santosa
"sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedh"
  (QS Ibrahim:7)

"janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yg paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yg beriman"
(al imran 3:139)
"ketika kau LETIH dlm mlakukan KEBAIKAN maka sungguh keletihan akan sgera SIRNA dan kebaikannya ABADI.

namun ketika kau merasa BAHAGIA melakukan DOSA dan MAKSIAT, ketahuilah bahwa KEBAHAGIAANNYA akn sgera SIRNA sedangkn dosa dan kemaksiatannya akan ABADI"

(ali bin abi thalib)

#Al Hikam

jangan tinggalkn zikir lantaran tdk bisa bkonsentrasi kpd Allah. karena kelalaianmu (thdp Allah) ketika tdk bzikir lbh buruk ketimbang kelalaianmu tdk bzikir. 
mudah2n Allah bkenan mengangkatmu dr zikir penuh kelalaian mnuju zikir penuh kesadaran, dan dari zikir penuh kesadaran mnuju zikir yg dsemangati kehadiranNya, dan dr zikir yg dsemangati kehadiranNya mnuju zikir yg meniadakan sgala selainNya 

"Dan yg dmikian itu bagi Allah tidaklah sukar"(QS 14:20) 

#Al-hikam

#Al Hikam

permintaan tidak tertahan selama engkau memohon kepada Tuhan. 
namun permintaan tidak mudah dicapai bila engkau mengandalkan dirimu sendiri

#Al Hikam

#Quote

secepat apapun, 
sejauh apapun, 
seserius apapun berlari, 
tapi kalau arahnya salah, itu sama saja mimpi buruk. sangat buruk! 

walaupun hanya merangkak, 
asalkan arahnya benar,
maka itu jauh lebih baik daripada berlari dg arah yg salah.
Berlari dg arah yg benar, itulah yg terbaik.

#Ippho'Right'Santosa

Senin, 18 Juni 2012

PARENTING : Mental juara dan Fighting Spirit

Bismillah,
Mungkin...kali ini topiknya tentang PARENTING kali ya...Awal mulanya kepikiran tentang topik ini hingga akhirnya aku tuliskan di sini akibat Minggu sore kemarin melihat pertandingan bulutangkis Indonesia Open dengan Simon Santoso sebagai juara pertama Single putra *koq jadi bahas Indonesia Open...hehehehe...

Minggu sore itu merupakan pertandingan Indonesia Open babak final dengan meloloskan Simon Santoso dan pasangan Ahmad Tontowi/Lilyana Natsir untuk ganda campuran. Begitulah bulutangkis Indonesia, selalu menyuguhkan pertandingan mendebarkan demi nama baik negara. Indonesia yang notabene masih mendapatkan julukan macan bulutangkis ini masih mempertaruhkan harga dirinya di kancah per-bulutangkis-an dunia. Kejar-mengejar point menjadi tontonan sengit yang mendebarkan bagi bangsa Indonesia, tidak terkecuali aku, bapak, dan ibu di rumah. Gilaaa!! Pemain Indonesia kita sampai jatuh bangun mengejar point. Aku..sampai berteriak histeris atas ini semua. Demi apa?? Demi Indonesia dong..^^
Tapi ada satu hal yang mengganggu suasana menonton pertandingan. Tak lain dan tak bukan adalah...IBU ku.


Hal ini terjadi di pertandingan milik Simon Santoso (melawan China) dan Akhmad Tontowi/Lilyana Natsir (melawan Thailand). Detik itu point Indonesia tertinggal jauh dari lawan. Dan kau tahu apa yang diucap ibuku??
"Haduuuhh...gak usah dilihat deh. Kasihan. Kalah ini Indonesia"
"Udah deh..ganti aja, ganti..Kalah ini..."

Aku yang denger komentar dan respon itu jelas sangat keki, kesal..
Bagaimana gak senewen coba?? Di saat pahlawan-pahlawan bangsa tengah berjuang, saat mereka terus mencoba membangun harapan (walaupun mungkin kecil) di sela-sela cucuran keringat, jatuh bangunnya mereka, koq ya ada yang pesimis. Mereka saja masih optimis, kenapa kita yang bukan pelaku langsung harus pesimiiiiss??? Hah???

Hal-hal seperti ini jadi membuatku berpikir kembali mengenai arti sebuah perjuangan, cita-cita, harapan, mimpi, kerja keras, keringat, jatuh bangun, OPTIMIS!!
Aku gak mau kelak anak-anakku selalu dihantui rasa PESIMIS sebelum ia selesai bertanding. Aku gak mau mereka enggan memperjuangkan mimpi-mimpinya, kalah sebelum bertanding. Aku mau anak-anakku kelak punya MENTAL JUARA dan MAU BERJUANG. OPTIMIS,,itu harus!!

Dan muncullah pertanyaan berikutnya:
Bagaimana menumbuhkan MENTAL JUARA dan FIGHTING SPIRIT pada anak-anak sejak usia dini??

Hmm...memberi pemahaman akan suatu hal kepada anak-anak kecil itu susah looo..karena di usia mereka ini daya tangkapnya kan terbatas. Mereka hanya tahu bermain dan bersenang-senang. hehehe..  Jadi, mungkin yang dibutuhkan agar materi yang disampaikan bisa diterima adalah dengan komunikasi yang tepat. 
Komunikasi juga tidak hanya dilakukan dengan berbicara saja, tapi bisa dibarengin dengan beberapa treatment atau bisa dikatakan praktek langsung agar anak bisa belajar dan paham.

Aku sempat chat dengan seorang teman tentang pertanyaan di atas. Di awali dengan pertanyaan mengenai MENTAL JUARA itu yang seperti apa siy?? Jawaban yang dapat disimpulkan adalah : 
never give up, bersedia menerima kekalahan, positif thinking, memilih untuk bangkit saat jatuh, mencoba lagi saat gagal >> karena gagal dan jatuh bukan akhir dari segalanya.

Lalu, 
Aku (A) : bagaimana caranya menumbuhkan MENTAL JUARA dan BERJUANG??


Teman (T) : jangan buat anak pesimis, ajarkan positif thinking, jangan semakin buat anak terpuruk saat jatuh.
A : Tapi anak kecil gak tahu dan gak paham apa yg sedang dia hadapi
T : itu porsinya orang gede untuk membuatnya paham
A : Terus gimana agar si anak paham?
T : belajar dari ibuku, ketika anak kalah dalam lomba, jangan beberkan semua kesalahannya dengan cara kayak "nunjuk2" dia. Tapi kasih tahu dengan cara yg halus. Besarkan dulu hatinya.Like say "gak papa, kamu sudah berjuang, sudah berusaha. Kamu bagus disini, yang kurang bagus ini" (jelaskan tentang kelemahannya dibanding teman-temannya).
Lalu beri motivasi untuk lebih baik lagi ke depannya dengan memperbaiki kelemahannya.
A : i think, itu follow up nya saat si anak mendapatkan dirinya kalah. Treatmentnya?? *agar anak tahu dirinya tengah berlomba, ada yang kalah dan ada yang menang*. 
Treatment lebih ke mendapatkan moment-moment tentang arti menang dan kalah. Aku pikir menyertakan anak pada acara lomba-lomba itu bisa dijadikan media pembelajaran.
T : Yup. Untuk menciptakan jiwa kompetitif.
A : Yup. Jiwa mental juara. Kalau menang kan ada rewardnya. Bisa dijadikan motivasi agar anak mau berjuang untuk menang.


Menyertakan anak pada acara lomba-lomba. Kalau menang kan ada rewardnya. Bisa dijadikan motivasi agar anak mau berjuang untuk menang.
Mungkin ini memang treatment awal untuk anak usia dini yang belum paham apa itu menang, kalah, pertandingan, perjuangan. At least, kita bisa kasih tahu kalau anak mendapatkan reward (hadiah) berarti dia sudah menang. Kalau tidak dapat artinya kalah. Kasih pemahaman lagi kalau kemenangan dan kekalahan hanya ada dipertandingan tersebut (pemahaman sperti ini juga butuh proses koq ^^). Nah, dengan iming-iming reward/hadiah, si anak jadi terpacu untuk berusaha lebih baik lagi karena diberi pemahaman tentang ia akan mendapatkan sesuatu jika ia 'baik'. Ada sesuatu yang ia dapatkan akibat hal-hal yangn telah dia lakukan.

T : Sekarang aku mikirnya, kalau si anak gak mau disuruh ikut lomba, gimana?? kan gak bisa maksa juga...
A : Nah, itu..treatment. startnya harus tepat.
T : Iya. Harus dimulai dari sesuatu yang dia suka, yang bisa menarik perhatiannya.
A : Yup. MINAT. Tanya saja, sukanya apa? Gambar? Nyanyi? Modelling??
T : Yup. Kita tinggal mengarahkan.
A : ..begitu dia suka, tawarin buat ikut 'bermain' dalam lomba.






Oia, kau pernah nonton acara Master Junior?? Ajang pencarian pesulap-pesulap Junior oleh salah satu stasiun TV lokal. Pesertanya hebat-hebat. Hebat dalam arti anak dengan usia itu sudah bisa tampil baik di depan umum.

Saat aku menyaksikan acara ini, terbersit keinginanku kelak anak-anakku akan aku ikut sertakan dalam kegiatan atau kursus sulap. Alasannya?? Agar anak-anak bisa tampil percaya diri di depan umum, bisa interaksi dan komunikasi dengan luwes, berani kalah dan yakin menang. Buuutt...MAGIS IS NOT THE POINT. Hahahaha...
Untuk membentuk anak hebat seperti itu tidak hanya dengan cara sekolah sulap koq. Banyak jalan menuju Roma. hehehehe..^^. Kembali lagi ke minat mereka. Si anak tertarik dengan apa. Nanti tinggal di arahkan saja untuk perkembangannya. Sebuah tulisan yang pernah saya baca, jangan pernah membatasi kegiatan anak di usia dini. Anak kecil mudah bosan dan tertarik dengan hal-hal yang baru. Biarkan ia mencoba semuanya sampai akhirnya ia memilih. Dam sekali lagi peran Orang tua sangat dibutuhkan dalam mengarahkan tumbuh kembang anak.

Tulisan ini atau pemikiran-pemikiran yang muncul sebelumnya bukan karena aku sedang memikirkan anak. Bukaaann!! *Status masih pengangguran aja mikirin anak =p
Status kita sebagai anak bisa membuat kita berpikir dan merasakan apa (pelajaran) yang tidak kita dapat dari kedua orang tua sehingga ke depan segala kekurangan itu bisa kita perbaiki kelak saat kita menjadi orang tua. Bukan kita men-judge atas kekurangan kedua orang tua kita. Nobody is perfect, guys!! Maka dari itu kita banyak belajar. Andai saja semua hal sempurna mungkin kita tidak akan belajar hal-hal lain. Catat tentang hal-hal (nilai atau pelajaran hidup) yang ingin kita dapat. Amati sekeliling atau mungkin bisa sharing dengan banyak pihak treatment apa yang bisa kita terapkan.

Mendidik anak itu susah looo...(menurutku). So, tanggung jawab dan amanahnya juga berat, (menurutku, lagi ^^ ). 

Memikirkan konsep pernikahan bisa menjadi bahan pembicaraan yang menarik. Tetapi memikirkan konsep keluarga yang ingin dibangun jauh lebih menarik karena sifatnya yang sangat-sangat penting. 

Mau dibawa kemana keluarga kita, terutama anak-anak kita kelak, tergantung dari kedua orang tuanya, nahkoda kapalnya, pemimpinnya. 

Belajarlah banyak hal, semata pelajaran-pelajaran itu yang akan kau ceritakan dan ajarkan pada anak-anakmu kelak *PARENTING. ^^,




Sabtu, 02 Juni 2012

(mencoba) Flashback

Kapan hari *errr kapan yaaa* ada teman ibuk bertamu. Saat tengah (sibuk) menyiapkan minuman di dapur, dengan sengaja aku menguping pembicaraan mereka (ibu dan si teman). Topiknya bisa dibilang seputar kelulusan sekolah, maklum lagi ada pengumuman kelulusan UN niy. 

ibu : "ah..temannya Nia itu, pas SMA, peraih NEM tertinggi. tapi gak tembus SPMB. Malah masuk di  D3..."

Itu perkataan yang sempat dilontarkan ibu dan sempat kudengar juga. Berkaca pada diri sendiri dan sampailah pada suatu renungan....

Saya Promptia Nastitimukti. Sempat 4 tahun belajar di SD Menanggal 601 Surabaya. Gedung sekolahnya besar. Aktif di beberapa kegiatan sekolah waktu itu, mungkin sejak TK kali ya. Tahun 1998 (kalo gak salah) saya mengenyam pendidikan kelas 5 dan 6 di SDN IV Patokan Situbondo. Katanya siy sekolah ini adalah favorit dan patut diperhitungkan prestasi akademiknya. 


Lulus SD saya melanjutkan sekolah di SMPN 1 Lumajang selama 2 tahun. Bermodalkan nilai UN yang pas-pasan adalah suatu keberuntungan juga bisa sekolah di tempat favorit, lagi. Kelas 3 SMP saya kembali ke kota asal yaitu Surabaya tepatnya bersekolah di SMPN 6 Surabaya dan termasuk sekolah favorit juga di kota ini, *alhamdulilllah yaaa...


Lulus SMP ternyata masih ada test masuk untuk bisa bersekolah di SMA berdasarkan pilihan sendiri. Kalau dilihat dari nilai UN SMP siy nilai saya lebih dari cukup lah, hehehe..dan memberanikan diri ikut test masuk dengan rayon pilihan SMAN 5, SMAN 6 Surabaya setelah maju mundur menetapkan rayon tersebut hingga akhirnya fix untuk dikumpulkan kepada panitia. Test berlangsung, menunggu pengumuman, hari pengumuman. Saya ingaaaattt sekali SMAN 5 Surabaya lagi ramai-ramainya dengan mereka yang mau melihat hasil pengumuman. Saya telusuri papan pengumuman yang penuh sesak, mencoba mencari nama saya dari urutan pertama lembar pengumuman yang tertempel di situ. Setelah mata ini mencari hingga sampai pada halaman entah keberapa tak kunjung juan saya dapatkan nama itu *berpikir untuk segera berangkat ke SMAN 6 Sby*. Lembar halaman pengumuman belum habis saya patengin. Kali ini saya mulai dari urutan paling bawah. Tidak menunggu waktu lama saya pun mendapatkan nama PROMPTIA NASTITIMUKTI tercantum di lembar pengumuman itu...HUUUAAAAHHH!! Akhirnya dapat sekolah juga yaa..SEKOLAH FAVORIT lagi. ^^

Kehidupan akademik saya di Smala tak nampak mulus. Emm, bahkan mungkin buruk kali ya karna membandingkannya dengan apa yang didapat teman sekelas. Wah, mereka brilian-brilian. Joooss!! pintarnya. Pertama kali juga saya mendapat nilai 5 di rapor untuk matpel Matematika. Jangan bertanya untuk nilai MIPA yg lain, karna gak jauh beda. Minder?!? sudah pasti lah. Di saat yang lain mulai sibuk dengan bimbelnya, saya malah ennjoy dengan kegiatan ekskul. PasQ-V, smalapala...haaahh, dua kegiatan itu adalah nafas saya. Nilai akademik pun tidak ada perbaikan. Banyak ditegur sana-sini tapi saya tidak menghiraukan. Orang tua juga tidak mempercayakan anaknya untuk ambil les tuh. Hingga akhirnya nilai saya tidak cukup untuk masuk IPA, dan berakhirlah saya di kelas IPS. Saya...masih enjoy menjalankan kehidupan di Smala. Kegiatan di dua ekskul membuat saya lebih dekat dengan mereka daripada dengan banyak teman sekelas saya selam 2 tahun awal. Lulus SMA dengan nilai seadanya. Saatnya mencari PTN dengan ikut SPMB. Ikut les intensif persiapan SPMB mengantarkan saya kuliah di Unair dengan jurusan Ekonomi Pembangunan. 

Kehidupan perkuliahan saya cukup menyenangkan. Masih aktif dengan kegiatan HIMA dan lulus tepat 4 tahun dengan IPK 3,59 alias cumlaude. Hahaha..Yah, kuliah saya ternyata berjalan cukup lancar. Walau saat ini, di level ini, ada beberapa hal yang aku sesalkan ketika saya masih duduk di bangku kuliah.

Sampai saat ini, kalau diruntut lagi dari awal, kehidupan akademik saya asyik-asyik aja yaaa..Bahkan mungkin bisa dibanggakan lah karena masuk di sekolah-sekolah favorit dan lulus dengan predikat CUMLAUDE. Hehehe..Tapi tida setelah itu.
Sampai sekarang aku masih di rumah. Belum berjodoh dengan pekerjaan mana pun. Sempat siy kerja, kalau dihitung cuma 10 bulan karena kemudian memilih resign.

Sekolah di tempat favorit, punya nilai kelulusan yang baik bukan jaminan masa depan lancar jaya dan baik. Semua itu tergantung pada proses.
Orang selalu melihat hasil. Yang jadi penilaian pasti hasilnya, bukan prosesnya. Menyakitkan juga siy. Saat tahu mereka yang biasa-biasa saja (jika dibandingkan dengan latar belakang saya) sudah berada pada level hidup sedemikian rupa. Sedang saya seolah masih berjalan di tempat.
Ah, sekali lagi memang bukan hasil.
Tergantung proses. Proses ituuu..dimana di tengah jalan kamu bisa memanfaatkan segala kesempatan yang ada. Bagaimana kamu bisa belajar dimana pun tempat itu kau pijak. Hingga tiba-tiba kau mendapatkan apa yang selama ini kau cari. Proses ituuu....yang akan mengantarkan kamu ke pintu kesuksesan andai kau tau cara mengolah hal-hal yang ada di sekelilingmu. Tidak mudah memang. Bahkan saya akui itu sangaaaaattt...sangatlah susah. Ah, kalau  gitu buat apa ada Allah yang selalu siap sedia membantumu, mengarahkanmu...tergantung mau kah kau menjemput pertolonganmu itu...

Menjemput pertolongan?? Caranya??
Berusaha dan bekerja keras atas suatu impian. Itu pentiiiingng skali!!
Setelah itu baru berdoa. Cara agar doa cepat terkabul?? berdoalah pada waktu-waktu yang diijabah Allah. Contoh setelah sholat fardhu, di sepertiga malam. Mau lebih cepat diijabah lagi?? lakukan sunnah-sunnah yang dianjurkan seperti puasa Senin dan Kamis, sedekah. Yang jelas istiqomah lah menjalankan segala perintahNya dan menjauhi semua larangan Nya. 


to be continue...


05 Agustus 2012

Paragraf terakhir saya...apa yaa..gak ngena bangetlah. Sok ber-ustadzah gitu.Tapi tidak akan saya hapus. Biar kan begitu. Biarkan mengalir apaadanya seperti apa yang saya pikirkan saat itu, detik itu, kemudian saya tulis di sini.

Jadi kesimpulannya,
Bahwasannya kesuksesan itu tidak ditentukan dari posisi/tempat dimana kamu (pernah) berdiri. Sekalipun kamu adalah lulusan SMALA (yang katanya sekolah unggulan favorit), hal tersebut tidak menjamin kesuksesan dalam hidup kamu. Sekalipun kamu lulusan Havard University di luar sonoooo..nope! bukan karena hal tersebut.
Laluapa dong??
Menurut saya kesuksesan itu ya ditentukan dari sikap dan tindakan yang kamu ambil saat ini. 
"Sikap dan tindakan yang kamu lakukan hari ini menentukan kesuksesan mu esok" #quote.
Saat kamu tahu apa definisi kesuksesan dalam hidup kamu, saat kamu tahu hal-ha lapa yang ingin kau capai dalam sisa umur mu, maka dengan begitu kamu (seharusnya) bisa menentukan sikap dan tindakan apa yang sebaiknya kau pilih dan lakukan. Jika kau masih belum tahu *hhuufftthh* alias bimbang alias galau...berdoalah. Mohonlah petunjuk pada Dia yang Maha. Mintalah, mendekat padaNya. Dia tidak akan meninggalkan mu seorang diri andai kau pun menganggap Dia ada.

akhir kata,