Pages

Selasa, 16 Oktober 2012

Ranukumbolo Sebuah Refleksi Kerinduan



Seharusnya aku sudah memposting tulisan ini beberapa bulan lalu, pasca liburanku menuju tempat ini. Tidak ada kata terlambat kan..Karena berhasil dipostingnya tulisan ini adalah yang paling utama #MembelaDiri

Ranukumbolo, sebuah danau di kaki gunung Semeru, tanah tertinggi di Pulau Jawa. Sebelumnya aku pernah memposting tulisan dengan judul "Semeru Sebuah Obsesi, Mimpi, Cita-Cita, dan Doa" (bisa dicek di sini ). Di postingan tersebut Aku sempat meng-upload pict Ranukumbolo via mbah Google
#Ranukumbolo #Google





Nah, kali ini aku posting pict 'asli' Ranukumbolo dengan seorang Aku-nya ^_^

Akhirnyaaa #Ranukumbolo #fromMyPocketCam ^_^

Bahagia..?? Pasti!! Bisa terlihat dari senyum lebar dan pose aku kan. Hehehehe. Bangga..?? Emm, ada, sedikit. Mencapai Mahameru apalagi Ranukumbolo bukan sesuatu yang hebat dan patut dibanggakan kan?? Semua orang juga bisa. Perbedaannya pada proses pencapaiannya. Proses mencari waktu luangnya, mencari perlengkapan, mengumpulkan teman, ngos-ngosan waktu treking, hheheheh..
Lebih banyak rasa syukurnya. Semua rasa yang ada dihati terbungkus hangat dengan rasa syukur berupa kesempatan yang diberikan Allah bagiku untuk bisa menjejakkan kaki di sini #Ranukumbolo. Aku yakin banyak orang yang iri (hihihi...) begitu lihat foto-foto ku seliweran di social media saat aku mulai meng-uploadnya. Artinya, memang banyak pihak-pihak yang terhipnotis pesona lukisan tanganNya, Semeru dan Ranukumbolo. Banyak pihak yang penasaran dengan tempat yang dijuluki "Puncak Abadi para Dewa" ini. Apalagi setelah novel 5cm karya Donny Dirganthoro dinyatakan sebagai salah satu novel Best Seller. Novel yang sudah memakan banyak korban yang ingin mencari kebenaran pesona alam tempat ini dan aku merupakan salah satu korbannya. Hahaha.

Aku bersyukur diantara para korban novel '5cm' ini, diantara mereka penikmat lukisan tanganNya, aku diberi kesempatan untuk mewujudkannya. Aku diberi kesempatan untuk mengunjunginya. Aku yang sudah lama memendam keinginan untuk bisa mencicipi Mahameru (meski masih sampai Ranukumbolo), yang sudah berulang kali menolak ajakan menyapa pagi di eksotisnya Ranukumbolo, yang sudah iri dalam hati akan 'keberuntungan' pihak-pihak yang mendahuluiku, dan setiap aku melihat banyak foto seliweran di wall-sosmed ku, di kala itu pula tak henti-hentinya aku meyakinkan diri bahwa suatu saat aku akan berada di sana entah bagaimana caranya, kapan, dengan siapa. Di kala itu pula tak henti-hentinya menyelipkan doa-doa kecil jika Allah akan menuntunku ke sana suatu saat nanti. 
Hingga hari itu tiba, aku pun tak pernah menyangka. Perjalanan yang mengejutkan bersama kawan-kawan baru yang ku sapa lewat sosmed dan menemuinya kali pertama di Terminal Bungurasih. Kerinduanku terjawab. Memanggul ransel, berjalan sok gagahnya di tengah keramaian terminal, dan bersiap move on menjemput bahagia di tempat lain. ^_^
Bersama teman seperjalanan menungu bis pengganti karena bis yang sebelumnya ditumpangi mogok
Sudah terbayang perjalanan yang berat (karena beban carrier yang kubawa, hehehe...), keluhan-keluhan sepanjang perjalanan, obrolan dan canda tawa yang meringankan semua itu. 
Dan rindu itu semakin menyeruak dengan hangatnya kala aku menatap kagum Ranukumbolo. Eksotis dan hangatnya sunrise bercampur canda tawa para pengunjungnya. Sungguh indah suasana yang kurasakan saat itu. Entahlah, tak mampu ku ungkap dengan kata-kata.
#oleh-oleh #khasRanukumbolo
Disini aku belajar.
Memelihara rindu benar-benar menguras emosi. 
Rindu di sini bisa dalam arti luas. Rindu akan tempat-tempat yang ingin dikunjungi, pasangan hidup, kesuksesan, kemenangan...
Banyak rasa yang membalut rasa rindu ini. Optimis, lelah, keyakinan, semangat, terjatuh, sedih, pesimis, ah..nano-nano rasanya. Semua rasa tersebut yang mendewasakan kita. Emosi yang naik turun menjadi bumbu penyedap dalam episode hidup. Emosi yang sebaiknya tidak diperlakukan dengan kekanak-kanakkan. Membawa iri yang justru seharusnya dikelola dengan positif. Membendung sedikit tangis dengan keyakinan dan doa-doa kecil. Percaya 'ia' takkan kemana-mana. Hanya cukup meyakininya saja. Kelak Allah yang akan menuntun langkah-langkahmu. Menebus semua rindu dengan caraNya. Entah bagaimana caranya, kapan, dan dengan siapa. Kalem, percaya dan yakin aja. Barengin dengan doa dan ikhtiar, itu saja.


Sebulan lalu aku mengunjungi Istora Senayan, Gelora Bung Karno, Masjid Istiqlal. Ketiga tempat ini merupakan beberapa tempat yang ingin kukunjungi suatu saat.
Aku ingin menonton pertandingan bulutangkis di Istora Senayan. Ingin menjadi saksi sejarah Indonesia menjadi legenda bulutangkis kembali. Allah menjawab bisikan inginku. Aku tiba di Istora Senayan bukan sebagai penonton pertandingan melainkan jobseeker yang tengah mengunjungi event jobfair, hahahahhaa..
Aku juga ingin ke GBK, menonton pertandingan Sepakbola dengan kostum merah khas suporter Indonesia, berteriak sekencang-kencangnya membela tim tanah air, merasakan euforia yang ada. Allah menjawabnya. Aku duduk di salah satu tribun GBK sebagai peserta CPNS(yang gagal), hohoho..
Pelan tapi pasti Allah menuntun kita mewujudkannya, menjawab semua ingin dan doa mu walau kau sampaikan dengan berbisik. Allah pasti mendengar. Sampaikanlah 'ia' dengan ikhlas dan tulus. Allah akan menjawab, Tentu dengan caraNya sendiri. ^_^
nb: untuk ketiga tempat ini tidak perlu aku upload fotonya via google karena aku tidak punya dokumentasi pribadinya. Maaf ^_^

Jadi, tempat mana yang sedang kau rindukan teman?? Banyak?? Sama dong. Sudah kamu catat satu per satu?? 
Kata seorang teman, coba catat semua mimpi-mimpimu. Bukalah catatanmu saat kau mulai lelah. Someday, kamu akan mencoret mimpi-mimpimu satu per satu sebagai mimpi, rindu yang telah terjawab. Kemudian buat atau tambahkan kembali daftar mimpi-mimpi atau kerinduanmu.  


Dear Allah, ini mimpiku, kerinduanku..Sudilah Kau membantuku mewujudkannya.

Mekkah...menjadi salah satu tempat yang aku impikan dan rindukan. Someday, i'll be there. SOON!!
How bout your dreams, my friend?? Let it share and believe that, ^_^


Tidak ada komentar:

Posting Komentar