Awalnya tergoda untuk membaca
novel karya Tere-Liye ini. Account-nya
di salah satu sosmed sering di-share oleh
pengguna sosmed yang lain. Penggalan kata-katanya tak jarang dikutip di media
lain. Jadilah penasaran. Ingin beli novelnya, apa daya terkendala budget.
Bersyukur saat berkunjung ke Perpustakaan Kota aku menemukan salah satu
karyanya “Ayahku (Bukan) Pembohong”.
*****
Cerita diawali dengan setting
percakapan seorang kakek dengan kedua cucunya, Zas dan Qon yang selalu tertarik
dengan cerita-cerita petualang yang dilakukan sang kakek semasa mudanya. Dam,
anak kandung si kakek sekaligus ayah dari Zas dan Qon, awalnya keberatan atas
usul istrinya, Taani, mengajak ayahnya tinggal satu atap dengan mereka. Dam tidak
menyukai dan kurang setuju dengan kegiatan ayahnya, menceritakan petualang seru
dan dahsyat yang dilakukan ayahnya
kepada kedua anaknya. Dam menaruh kekhawatiran atas hal tersebut. Ketidaksukaan
Dam terhadap ayahnya dipicu oleh kejadian memilukan dimana saat itu menjadi
hari kepergian sang Ibu selamanya. Namun jauh dari lubuk hati Dam,
cerita-cerita itulah yang menjadi pelajaran hidup dan semangatnya, sumber
inspirasi atas karirnya sebagai Arsitek sukses, dan yang membuat ia dikagumi
hampir seluruh warga di kotanya.
Semua warga kota mengenal ayah
Dam sebagai sosok yang santun, sederhana, dan jujur tapi tidak bagi Dam. Tapi
bagi Dam, ia yang tahu persis siapa ayahnya. Dam yang tahu bahwa ayahnya
hanyalah seorang pembohong dengan segala cerita-ceritanya. Suatu saat apa yang
dilakukan kedua anaknya, Zas dan Qon, membuatnya terpaksa mengusir Ayahnya dari
rumah. Satu cerita menjadi cerita penutup dan terakhir yang diceritakan Ayah
kepada Dam. Hingga suatu pagi, Dam
menyadari bahwa ayahnya bukan pembohong.
Aku menyukai novel ini karena
Tere-Liye menyampaikan banyak sekali kisah hidup yang menuai banyak makna. Bagaimana
Tere-Liye mencoba melakukan pendekatan tertentu dalam hal mendidik anak. Ia
melakukannya melalui petualangan dan perjalanan kakek, ayah Dam, bersama dengan
Sang Kapten yang gigih berjuang, atau dengan si Raja Tidur, seorang Hakim Agung
yang adil dan bijak. Cerita petualangan kakek paling akhir menjadi cerita sarat
makna tentang kebahagiaan hidup.
Banyak cara yang dilakukan orang
tua di dunia ini dalam mendidik anaknya. Salah satunya seperti yang dilakukan
ayah Dam saat Dam masih kecil dengan menceritakan semua petualangannya semasa
muda. Akibat cerita itu, Dam gigih menjadi atlit renang di klubnya dan menjadi
juara. Ia menjadi arsitek handal dan sukses. Dam dikenal dan disukai semua
warga kota, sama seperti ayahnya. Dam juga tahu apakah selama 20 tahun ini
almarhum Ibunya telah hidup bahagia atau tidak.
Tidak peduli itu cerita bohong
atau tidak, anggap saja seperti tengah membaca sebuah buku dongeng atau
menonton film-film fiksi. Karena cerita-cerita tersebut telah mampu menjadi
pegangan saat kita melangkahkan kaki menjalankan tiap-tiap episode hidup kita.
Semua certa membawa makna dan seperrti itulah seharusnya kita hidup.
Nice Book!!
Ingin membaca novel Tere-Liye
yang lainnya. ^_^
#Novel #Tere-Liye #Awesome |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar