Pages

Jumat, 26 Oktober 2012

Perpustakaan Kota Surabaya dan Boneka Kertas

Sebelumnya...Met Idul Adha, kawan,
Semoga keikhalasan berkurban tahun ini membawa berlimpah berkah untukmu, keluarga, dan sekitarmu. Amiiinn...
Tahun ini adalah tahun kedua aku meniatkan berkurban dan belum kesampaian. Jadi...list itu masih terpampang rapi dan belim kucoret dari daftar. Semoga tahun depan masih ada kesempatan untukku dan kau, Kawan...Amiiiinn...^_^
Kita tinggalkan sejenak kebahagiaan Idul Adha, karena sate kambingnya pun telah tandas, heheheh...

Beberapa minggu terakhir aku berkunjung ke perpustakaan kota yang terletak di daerah Rungkut, tepat di sebarang SMA 17 Surabaya. Hari itu kali pertama aku menjejakkan kaki di sana. Kesannya...bukan seperti perpustakaan tua dengan rak buku yang tinggi-tinggi. Hehehehe...Lumayan ramai saat itu, ditambah kebisingan akibat kegiatan renovasi yang dilakukan pengelola perpus. 
Perpustakaan kota terdiri dari dua lantai. Lantai petama memang ruang perpus dimana banyak deret-deret koleksi buku. Lantai kedua adalah kantor dari perpustakaan kota di tambah toilet di sana. 
Pertama masuk, menitipkan tas di depan. Kemudian mulai beredar melihat koleksi buku. Ada tiga bagian di lantai satu ini. Sayap kanan berisi buku-buku umum semacam novel, biografi, geografi, teknik pemasaran, komunikasi, arsitek, buku-buku ketrampilan semacam memasak, menjahit, tata ruang, musik, ketrampilan/kerajinan tangan (one of my favourite book another novel ^_^). Oia, ada komik juga.
Sayap kiri diisi buku-buku atau literatur-literatur yang biasanya dipakai para mahasiswa. Mulai dari agama, komunikasi, ekonomi (makro-mikro). Bagian tengah ruangan, mereka menyebutnya Cafe Book atau Cafe Perpus,  aku lupa. Disini cuma ada satu rak di sisi belakang ruangan berisi majalah-majalah dan satu lemari kaca berisi buku-buku baru. Bedanya dari bagian ruangan di sayap kiri dan kanan terlihat dari meja dan tempat duduknya. Kalau di bagian kanan dan kiri dilengkapi meja besar dengan kursi-kursi khas ruang baca sebuah perpus. Kalau di Cafe Book atau Cafe Perpus meja dan kursinya lebih terlihat santai dengan meja bundar seperti yang aku selalu lihat di teras-teras rumah. Yah, tidak nampak formal lah...^_^
Berniat pulang dari perpus dengan membawa beberapa buku akhirnya aku bertanya kepada petugas di sana menanyakan prosedur peminjaman buku. Untuk meminjam buku pengunjung harus memiliki KTA (Kartu Tanda Anggota) perpus. Prosedurnya mudah koq, Menyerahkan fotokopi KTP, mengisi formulir data, membaca peraturan peminjaman buku, melakukan sesi foto (layaknya goto KTP) di ruangan yang terssedia, tunggu 5 menit, jadi deeehh..heheheh..Cepat dan mudah bukan. Gratis pula. Peminjaman buku juga gratis, max pinjam 2 buku dengan lama peminjaman 1 minggu.
Berikut beberapa foto yang sempat ku ambil saat itu :




3 foto di atas aku ambil dari ruangan perpus sayap kanan. Nanti akan ku upload rupa dari KTA milikku ya. Oia, selain koleksi bukunya, fasilitas wi-fi dan beberapa unit komputer juga ada disini. Sedikit hal yang tidak kususka dari perpus ini mungkin di masalah display dan pengaturan buku yang tidak sesuai nomor serinya. Jadi yaa...cukup merepotkan. So far, this place is fun ^_^

Kita tinggalkan sejenak mengenai Perpustakaan Kota ini karena aku ingin menyampaikan 'oleh-oleh' lain dari tempat ini.

*****

Seperti yang sempat kusinggung di atas, bagian rak buku yang kusukai selain item novel adalah item kerajinan tangan. Awalnya aku menemui buku serupa di toko-toko buku. Sempat kepikiran untuk beli dan mengaplikasikannya tetapi sekalli lagi kendala budget menjadi pertimbangan sehingga sampai saat ini aku belum memiliki salah satunya. Alhamdullillah, aku menemukan banyak buku semacam ini di Perpustakaan Kota ini. What i'm so lucky!!

Buku yang menarik perhatianku banyak sih. Tapi satu buku ini yang membuat tanganku bergerak menjajal apa yang tercantum di buku. "Asyiknya Membuat Boneka Kertas", itulah judul bukunya.







Kenapa boneka kertas?? Alat-alatnya simple  >> gunting, cutter, penggaris, lem, ; bahan-bahannya mudah di dapat >> kertas kado, kertas warna/kertas lipat, kecuali kertas krep hitam (aku akalin pake kertas sukun), cara membuatnya mudah dan hasilnya unyu. hohoho..

And..voilaaa..this is my creation!! Not bad kan, unyu pulaaa...






Senang rasanya berhasil akan sesuatu yang selama ini sudah berputar-putar indah di kepalamu. Yes, I did it!! Belum perfect siy, tapi berhasil melangkah dan telah melihat hasilnya sekalipun itu buruk adalah sebuah kepuasan, kebahagiaan, kesenangan tersendiri. Saking senangnya aku foto hasil boneka kertas ini dan aku upload di semua sosmed- ku, tak terkecuali yang tengah ku tulis saat ini.  Puas...emm aku ralat deh. Cukup puas, jadiii..masih punya keinginan untuk berkreasi lagi, buat lebih rapi lagi, lebih unyu lagi...
Hhhuaahh...!!! I AM HAPPPYYYY!! b^_^d

Kamis, 25 Oktober 2012

Colours of Friendship

Hey kawan,
Kau lihat, kawan, dimana kita berdiri saat ini,
Hey Kawan,,
Kau lihat itu Kawan, yang ada di atas kita saat ini
Lihat dan rasakan
Semburat JINGGA itu, benar-benar menentramkan bukan??
Lihat..jauh di depan sana
Ayunan BIRU itu sungguh melembutkan bukan??
Sekarang berbaringlah, Kawan
Pejamkan matamu dan Rasakan nyamannya permadani HIJAU ini
Tak kau cium kah aroma segarnya??
Buka matamu, Kawan
Tengoklah sekeliling, banyak kuncup KUNING mulai bermekaran
Ah, sungguh semarak sekitar kita
Kau lihat di sana,
Tetes embun bergelayut lembut di tiap kelopaknya
Menyejukkan pandang mata ini
Hhmm...dinginnya pagi di tempat ini, Kawan
Kemarilah..
Mendekatlah pada api MERAH yang membara ini
Rasakan kehangatannya
Sembari kau rasakan damai dan indahnya tempat ini

Seperti itulah rinduku padamu, Kawan
Penuh warna..rasa..dan emosi...
Terima kasih, Kawan...atas hadirmu yang telah memberi banyak coretan warna dalam hidupku
Warna yang takkan mampu pudar dimakan oleh waktu.

nb: untuk sahabat, kawan, partner, saudara, keluarga yang sudah mewarnai hidupku. Terima kasih saja tentu tak cukup. Always miss you, LUV U All!! ^_^




Rabu, 24 Oktober 2012

Resensi Buku : AYAHKU (BUKAN) PEMBOHONG



Awalnya tergoda untuk membaca novel karya Tere-Liye ini. Account-nya di salah satu sosmed sering di-share oleh pengguna sosmed yang lain. Penggalan kata-katanya tak jarang dikutip di media lain. Jadilah penasaran. Ingin beli novelnya, apa daya terkendala budget. Bersyukur saat berkunjung ke Perpustakaan Kota aku menemukan salah satu karyanya “Ayahku (Bukan) Pembohong”.
*****

Cerita diawali dengan setting percakapan seorang kakek dengan kedua cucunya, Zas dan Qon yang selalu tertarik dengan cerita-cerita petualang yang dilakukan sang kakek semasa mudanya. Dam, anak kandung si kakek sekaligus ayah dari Zas dan Qon, awalnya keberatan atas usul istrinya, Taani, mengajak ayahnya tinggal satu atap dengan mereka. Dam tidak menyukai dan kurang setuju dengan kegiatan ayahnya, menceritakan petualang seru dan dahsyat yang  dilakukan ayahnya kepada kedua anaknya. Dam menaruh kekhawatiran atas hal tersebut. Ketidaksukaan Dam terhadap ayahnya dipicu oleh kejadian memilukan dimana saat itu menjadi hari kepergian sang Ibu selamanya. Namun jauh dari lubuk hati Dam, cerita-cerita itulah yang menjadi pelajaran hidup dan semangatnya, sumber inspirasi atas karirnya sebagai Arsitek sukses, dan yang membuat ia dikagumi hampir seluruh warga di kotanya.
Semua warga kota mengenal ayah Dam sebagai sosok yang santun, sederhana, dan jujur tapi tidak bagi Dam. Tapi bagi Dam, ia yang tahu persis siapa ayahnya. Dam yang tahu bahwa ayahnya hanyalah seorang pembohong dengan segala cerita-ceritanya. Suatu saat apa yang dilakukan kedua anaknya, Zas dan Qon, membuatnya terpaksa mengusir Ayahnya dari rumah. Satu cerita menjadi cerita penutup dan terakhir yang diceritakan Ayah kepada Dam.  Hingga suatu pagi, Dam menyadari bahwa ayahnya bukan pembohong.
Aku menyukai novel ini karena Tere-Liye menyampaikan banyak sekali kisah hidup yang menuai banyak makna. Bagaimana Tere-Liye mencoba melakukan pendekatan tertentu dalam hal mendidik anak. Ia melakukannya melalui petualangan dan perjalanan kakek, ayah Dam, bersama dengan Sang Kapten yang gigih berjuang, atau dengan si Raja Tidur, seorang Hakim Agung yang adil dan bijak. Cerita petualangan kakek paling akhir menjadi cerita sarat makna tentang kebahagiaan hidup.
Banyak cara yang dilakukan orang tua di dunia ini dalam mendidik anaknya. Salah satunya seperti yang dilakukan ayah Dam saat Dam masih kecil dengan menceritakan semua petualangannya semasa muda. Akibat cerita itu, Dam gigih menjadi atlit renang di klubnya dan menjadi juara. Ia menjadi arsitek handal dan sukses. Dam dikenal dan disukai semua warga kota, sama seperti ayahnya. Dam juga tahu apakah selama 20 tahun ini almarhum Ibunya telah hidup bahagia atau tidak.
Tidak peduli itu cerita bohong atau tidak, anggap saja seperti tengah membaca sebuah buku dongeng atau menonton film-film fiksi. Karena cerita-cerita tersebut telah mampu menjadi pegangan saat kita melangkahkan kaki menjalankan tiap-tiap episode hidup kita. Semua certa membawa makna dan seperrti itulah seharusnya kita hidup.

Nice Book!!
Ingin membaca novel Tere-Liye yang lainnya. ^_^


#Novel #Tere-Liye #Awesome
" Untuk membuat hati kita lapang dan dalam, tidak cukup dengan membaca novel, membaca buku-buku, mendengar petuah, nasihat, atau ceramah. Para sufi dan orang-orang berbahagia di dunia ini harus bekerja keras, membangun benteng, menjauh dari dunia, melatoh hati siang dan malam. Hidup sederhana, apa adanya adalah jalan tercepat melatih hati di tengah riuh rendah kehidupan hari ini. Percayalah, memiliki hati yang lapang dan dalam adalah konkret dan menyenangkan ketika kita bisa berdiri dengan seluruh kebahagiaan hidup, menatap kesibukan sekitar, bersama keluarga tercinta " #Epilog #Tere-Liye #Ayahku (Bukan) Pembohong

Selasa, 16 Oktober 2012

Ranukumbolo Sebuah Refleksi Kerinduan



Seharusnya aku sudah memposting tulisan ini beberapa bulan lalu, pasca liburanku menuju tempat ini. Tidak ada kata terlambat kan..Karena berhasil dipostingnya tulisan ini adalah yang paling utama #MembelaDiri

Ranukumbolo, sebuah danau di kaki gunung Semeru, tanah tertinggi di Pulau Jawa. Sebelumnya aku pernah memposting tulisan dengan judul "Semeru Sebuah Obsesi, Mimpi, Cita-Cita, dan Doa" (bisa dicek di sini ). Di postingan tersebut Aku sempat meng-upload pict Ranukumbolo via mbah Google
#Ranukumbolo #Google





Nah, kali ini aku posting pict 'asli' Ranukumbolo dengan seorang Aku-nya ^_^

Akhirnyaaa #Ranukumbolo #fromMyPocketCam ^_^

Bahagia..?? Pasti!! Bisa terlihat dari senyum lebar dan pose aku kan. Hehehehe. Bangga..?? Emm, ada, sedikit. Mencapai Mahameru apalagi Ranukumbolo bukan sesuatu yang hebat dan patut dibanggakan kan?? Semua orang juga bisa. Perbedaannya pada proses pencapaiannya. Proses mencari waktu luangnya, mencari perlengkapan, mengumpulkan teman, ngos-ngosan waktu treking, hheheheh..
Lebih banyak rasa syukurnya. Semua rasa yang ada dihati terbungkus hangat dengan rasa syukur berupa kesempatan yang diberikan Allah bagiku untuk bisa menjejakkan kaki di sini #Ranukumbolo. Aku yakin banyak orang yang iri (hihihi...) begitu lihat foto-foto ku seliweran di social media saat aku mulai meng-uploadnya. Artinya, memang banyak pihak-pihak yang terhipnotis pesona lukisan tanganNya, Semeru dan Ranukumbolo. Banyak pihak yang penasaran dengan tempat yang dijuluki "Puncak Abadi para Dewa" ini. Apalagi setelah novel 5cm karya Donny Dirganthoro dinyatakan sebagai salah satu novel Best Seller. Novel yang sudah memakan banyak korban yang ingin mencari kebenaran pesona alam tempat ini dan aku merupakan salah satu korbannya. Hahaha.

Aku bersyukur diantara para korban novel '5cm' ini, diantara mereka penikmat lukisan tanganNya, aku diberi kesempatan untuk mewujudkannya. Aku diberi kesempatan untuk mengunjunginya. Aku yang sudah lama memendam keinginan untuk bisa mencicipi Mahameru (meski masih sampai Ranukumbolo), yang sudah berulang kali menolak ajakan menyapa pagi di eksotisnya Ranukumbolo, yang sudah iri dalam hati akan 'keberuntungan' pihak-pihak yang mendahuluiku, dan setiap aku melihat banyak foto seliweran di wall-sosmed ku, di kala itu pula tak henti-hentinya aku meyakinkan diri bahwa suatu saat aku akan berada di sana entah bagaimana caranya, kapan, dengan siapa. Di kala itu pula tak henti-hentinya menyelipkan doa-doa kecil jika Allah akan menuntunku ke sana suatu saat nanti. 
Hingga hari itu tiba, aku pun tak pernah menyangka. Perjalanan yang mengejutkan bersama kawan-kawan baru yang ku sapa lewat sosmed dan menemuinya kali pertama di Terminal Bungurasih. Kerinduanku terjawab. Memanggul ransel, berjalan sok gagahnya di tengah keramaian terminal, dan bersiap move on menjemput bahagia di tempat lain. ^_^
Bersama teman seperjalanan menungu bis pengganti karena bis yang sebelumnya ditumpangi mogok
Sudah terbayang perjalanan yang berat (karena beban carrier yang kubawa, hehehe...), keluhan-keluhan sepanjang perjalanan, obrolan dan canda tawa yang meringankan semua itu. 
Dan rindu itu semakin menyeruak dengan hangatnya kala aku menatap kagum Ranukumbolo. Eksotis dan hangatnya sunrise bercampur canda tawa para pengunjungnya. Sungguh indah suasana yang kurasakan saat itu. Entahlah, tak mampu ku ungkap dengan kata-kata.
#oleh-oleh #khasRanukumbolo
Disini aku belajar.
Memelihara rindu benar-benar menguras emosi. 
Rindu di sini bisa dalam arti luas. Rindu akan tempat-tempat yang ingin dikunjungi, pasangan hidup, kesuksesan, kemenangan...
Banyak rasa yang membalut rasa rindu ini. Optimis, lelah, keyakinan, semangat, terjatuh, sedih, pesimis, ah..nano-nano rasanya. Semua rasa tersebut yang mendewasakan kita. Emosi yang naik turun menjadi bumbu penyedap dalam episode hidup. Emosi yang sebaiknya tidak diperlakukan dengan kekanak-kanakkan. Membawa iri yang justru seharusnya dikelola dengan positif. Membendung sedikit tangis dengan keyakinan dan doa-doa kecil. Percaya 'ia' takkan kemana-mana. Hanya cukup meyakininya saja. Kelak Allah yang akan menuntun langkah-langkahmu. Menebus semua rindu dengan caraNya. Entah bagaimana caranya, kapan, dan dengan siapa. Kalem, percaya dan yakin aja. Barengin dengan doa dan ikhtiar, itu saja.


Sebulan lalu aku mengunjungi Istora Senayan, Gelora Bung Karno, Masjid Istiqlal. Ketiga tempat ini merupakan beberapa tempat yang ingin kukunjungi suatu saat.
Aku ingin menonton pertandingan bulutangkis di Istora Senayan. Ingin menjadi saksi sejarah Indonesia menjadi legenda bulutangkis kembali. Allah menjawab bisikan inginku. Aku tiba di Istora Senayan bukan sebagai penonton pertandingan melainkan jobseeker yang tengah mengunjungi event jobfair, hahahahhaa..
Aku juga ingin ke GBK, menonton pertandingan Sepakbola dengan kostum merah khas suporter Indonesia, berteriak sekencang-kencangnya membela tim tanah air, merasakan euforia yang ada. Allah menjawabnya. Aku duduk di salah satu tribun GBK sebagai peserta CPNS(yang gagal), hohoho..
Pelan tapi pasti Allah menuntun kita mewujudkannya, menjawab semua ingin dan doa mu walau kau sampaikan dengan berbisik. Allah pasti mendengar. Sampaikanlah 'ia' dengan ikhlas dan tulus. Allah akan menjawab, Tentu dengan caraNya sendiri. ^_^
nb: untuk ketiga tempat ini tidak perlu aku upload fotonya via google karena aku tidak punya dokumentasi pribadinya. Maaf ^_^

Jadi, tempat mana yang sedang kau rindukan teman?? Banyak?? Sama dong. Sudah kamu catat satu per satu?? 
Kata seorang teman, coba catat semua mimpi-mimpimu. Bukalah catatanmu saat kau mulai lelah. Someday, kamu akan mencoret mimpi-mimpimu satu per satu sebagai mimpi, rindu yang telah terjawab. Kemudian buat atau tambahkan kembali daftar mimpi-mimpi atau kerinduanmu.  


Dear Allah, ini mimpiku, kerinduanku..Sudilah Kau membantuku mewujudkannya.

Mekkah...menjadi salah satu tempat yang aku impikan dan rindukan. Someday, i'll be there. SOON!!
How bout your dreams, my friend?? Let it share and believe that, ^_^