Pages

Sabtu, 12 Juli 2014

Drs. Ec. Indro Kirono

Begitulah nama beliau, bapak Indro Kirono.
Saya tidak hafal benar apa saja titel yang beliau sandang. Yang saya hafal adalah beliau suka guyon kalau mengajar di kelas. Membuat kelas menjadi hidup. Beliau serius namun juga santai. Saya jatuh cinta pada setiap mata kuliah yang beliau ampu, Mungkin karena cara mengajarnya yang santai, kadang kala penuh filosofis.
"Sebenarnya ilmu manajemen itu selalu ada filososfinya. Kalau anada-anda semua paham dengan filosofi ini berarti anda benar-benar sudah lulus." kurang lebih seperti itulah yang pernah beliau sampaikan.

Beliau ini masih muda, mungkin sekitar kepala 4. Selain mengajar, beliau juga punya unit bisnis yang dikelola, Bidang shipping. Wah, wah..kalau belia bercerita tentang usahanya ini saya sukses dibuat berdecak kagum. Usahanya bukan main-main, skala internasional. Ditambah kesibukan mengajar dan profesinya sebagai konsultan manajemen. Ah, kepala itu gak pecah ya?? heheheh..tenaga itu gak habis ya..Subhanallah..

Oiya, terkadang beliau menyelipkan beberapa patah kata dalam perkuliahannya dan bagi saya kata-kata tersebut 'ngena' sekalii...seperti kuliah kemaren,
"Apa yang kita lakukan disini, berpuasa kemudian mengikuti kuliah. Lemas, lapar, haus tidak seberapa dibandingkan saudara-saudara kita yang berada di Gaza, Palestina..."

Begitulah beliau, bapak Indro Kirono...

nb: mau posting gambar profil beliau tapi belum ketemu. Next time yaa..^_^

Kamis, 10 Juli 2014

Dikatakan atau tidak dikatakan, itu tetap CINTA
(Darwis Tere Liye) 

Minggu, 06 Juli 2014

Teman, maafkan aku

Setelah sekian lama akhirnya Sabtu, 5 Juli 2014 aku kembali duduk manis dalam kelas, kuliaaaahh..hohoho. Jam istirahat dikagetkan dengan berita yang disampaikan teman kalo ibu si Emmy meninggal dan hari itu sudah masuk hari ke-7.
Ibunya...meninggal..
Ibunya??
Ah, saya bahkan susah percaya. Bagaimana bisa saya yang bisa dibilang dekat dengan si Emmy, saya yang biasanya tidak segan memberi tumpangan tidur pada Jumat malam (mengingat rumahnya jauh dan Sabtu pagi harus kuliah lagi) tidak mengetahui musibah seperti iniii??
Astaghfirullaaahh...
Seketika itu saya telpon dia, saya sempat menegur kenapa kabar duka seperti ini saya tidak diberi tahu? Ah, saya terlalu menghakiminya. Saya lupa seperti apa kondisinya saat musibah itu terjadi.
Ya Allaaahh...saya ini memang bukan siapa-siapa. Bukannya karena saya ingin dianggap. Sejenak saya berpikir demikian. Namun saya menyadari ternyata saya belum menjadi baik, yang terbaik untuk teman-teman saya. Teman 'baik' yang hanya terlihat diluarnya. Dimana saya saat itu?? Sedang apa saya?? Buruk sekali diri ini yang hanya memikirkan kesibukan diri sendiri. Karena tidak ada salahnya kan ditengah kesibukan iseng tanya kabar teman, keadaannya. Siapa tahu ada hal-hal tidak baik terjadi dan mereka termasuk teman-teman yang pendiam....

Ya Allah, saya memang bukan yang terbaik. Tapi saya ingin berusaha menjadi yang terbaik untuk teman-teman saya, keluarga saya, dan yang disekeliling saya...
Ingatkan lah saya selalu, Ya Rabb..