Pages

Kamis, 13 November 2014

LUKA

Luka tetaplah luka...
Tak ada yang mampu menghapusnya
Membuatnya lenyap tak berbekas

Luka tetaplah luka..
Walau ia telah mengering dilekang waktu
Bekasnya selalu ada dan terasa

Luka tetaplah luka...
Rasanya pedih sekali
Saat ada yang sengaja maupun tidak membuatnya menganga kembali

Luka tetaplah luka...
Selalu ada duka yang menemaninya
Sedu sedan itu..tak jarang ditemui di tiap sujud dan doa

Luka tetaplah luka...
Sewaktu-waktu ia mampu mengusik hidupmu
Mengiris hati yang paling dalam
Lagi dan lagi..
Pedih itu pun... sepenuh hati kau redam
Lagi dan lagi..
Namun luka tetaplah luka..
Ia tak pernah hilang
Bekasnya selalu ada

Luka tetaplah luka...
Bawa semua pedih itu padaNya
Rabb..Sang Maha Pemberi,
Sekalipun itu tentang rasa
Maka..bawa luka mu...Sepedih apapun itu..
Bawa semua lukamu bersimpuh di hadapanNya...
Sebut asmaNya...
Dan ikhlaskan semua...luka.

Rabu, 29 Oktober 2014

Buku Tabungan VS JODOH

Assalamualaikum....
Semoga teman-teman yang saya cintai, baik yang kenal maupun tidak, agar selalu sehat dan dalam lindungan Allah SWT. Amiiinn..
Sudah lama tidak menulis di sini. Aktivitas menulis (seenak dan sekenanya sendiri) siy masih tetap dilakukan. Hanya medianya saja yang berbeda. Heheheh..Masih dilakukan di buku diary biasanya. Akhir-akhir ini malah di aplikasi note yang tersedia di hp ala kadar milik saya. Topiknya...masih sama koq. Curahan hati yang hanya Allah dan saya saja yang tahu. ^_^.
Kali ini saya hanya ingin bercerita (seperti biasa) sembari ingin dituangkandalam bentuk tulisan. Ini niat saya...

Jadi..sudah hampir 3 bulan saya kehilangan buku tabungan. Hilangnya tidak di jalan koq, melainkan di rumah. Kalau tidak ya..di kantor. Biasaaa, lupa ditaruh dimana buku tabungan itu. Saya sempat tanya ke seorang teman yang notabene seorang banker tentang bagaimana mengurus buku tabungan yang hilang. Saya kira langsung lapor dan diurus oleh CS bank setempat. Eh, ternyata kudu lapor kepolisian untuk mengurus surat hilang. Begitu saya tahu hal tersebut, saya mencoba mencari kembali dimana keberadaan buku tabungan tersebut. Yah, malas aja kalau harus mengurus ke kepolisian. Sembari beberes kamar, saya mencari buku tersebut. Sayangnya tak kunjng ketemu. Akhirnya saya tetap memutuskan setor cash tanpa membawa buku tabungan. Memang siy jumlah uang yang disana tidak seberapa. Tapi saya ingin mengetahui posisi persis uang tabungan tersebut. Apalagi setelah ada kebijakan adanya kenaikan biaya charge administrasi jika tarik tunai via ATM bank yang berbeda. (Ah, saya lupa menyakan hal ini kepada teller) *tepok jidat*.

Bulan berikutnya, tepatnya bulan ini, pas kemaren habis terima gaji, saya kembali setor tunai tanpa membawa buku tabungan. Saya pun menanyakan kepastian mengurus buku tabungan yang hilang. Dan saya menerima jawaban sama sseperti yang pernah disampaikan teman saya. Saya hanya bisa menghela nafas panjang dalam batin. Heheheheh...
Saya pun kembali curhat pada orang-orang rumah, menanyakan kembali dimana buku keramat itu. huhuhu..Saya coba menenangkan diri. Pasrah saja kalau memang buku keramat tersebut tidak ketemu. Yah, seperti yang sudah-sudah.
Saya pun melangkahkan kaki menuju kamar mbak. Niatnya malah mencari face paper yang juga hilang (baca: lupa taruh). hehehe..periksa tas ransel kesayangan. Dan..tarrraaaa....saya malah menemukan buku tabungan keramat ituuu!!
Subhanallaaaahhh...akhirnyaaa..tidak perlu repot-repot urus ke kantor polisi. Begitu batin saya. heheheh..alhamduuu..lillaaahh...^_^

So..apa yang menarik dari cerita ini?? Entahlah. hohoho..tapi kalau berkenan, yuk disimak kembali seperti apa kesimpulan versi saya ini.

Pernah dengar pepatah,
"sesuatu yang dicari biasanya sukar ditemukan. Tapi begitu ia didiamkan, tidak dicari, tetiba saja ia hadir menapakkan diri"
Allahu Akbar!! sungguh besar kuasa Allah.
Pasalnya, apakah ini berlaku juga jika yang dibahas soal JODOH..?!?
Iyaa..J.O.D.O.H...hohoho..

Jodoh atau tulang rusuk yang hilang itu tidak akan datang menghampiri jika dicari. Susah mencari yang cocok seperti yang kita inginkan. Iya gak?
Karena jodoh terkadang tidak dicari melainkan diikhtiarkan.
Maksudnya??

Sama seperti cerita buku tabungan saya yang hilang. Dicari pelan-pelan tetap tidak ketemu. Namun tetap ikhtiar menabung apapun yang terjadi sembari memasrahkan diri, siapa tahu Allah kasih petunjuk.
Pun sama dengan JODOH. Mencarinya susah. Yang ada tetap istiqomah, ikhtiar memperbaiki diri, memantaskan diri. Untuk ikhwan biasanya langsung mengajukan diri untuk meminang sang akhwat, atau minimal bertaaruf dulu dengan niat menikah. Nah, kalo akhwat..dengan banyak belajar, men-sholehah-kan diri. Niatnya tetap satu, mencari ridho Allah. Bukan karena ingin dilihat keren oleh ikhwan lo ya..Karena dengan ke-istoqomah-an berada di jalanNya, insyaAllah ikhwan yang baik dan sholeh hadir sebagai bonus. Ikhtiar sudah, istiqomah juga teguh. Nah, jangan lupa menyertakan Allah juga. Dengan berserah diri, menyerahkan segalan urusan padaNya berarti kita melibatkan Allah dalam setiap urusan.

Jadii..yaa..jodoh tidak dicari. Melainkan di-ikhtiar-kan. InsyaAllah, Allah sudah menyiapkan yang terbaik sesuai dengan kapasitas ikhtiar dan tirakat kita.

Karena jodoh..semakin dicari semakin sukar ketemu. Biarkan Allah yang bantu carikan dengan modal doa dan ikhtiar dari kita juga. Ingat, niatnya semata ridho Allah yaa...^_^

Sabtu, 12 Juli 2014

Drs. Ec. Indro Kirono

Begitulah nama beliau, bapak Indro Kirono.
Saya tidak hafal benar apa saja titel yang beliau sandang. Yang saya hafal adalah beliau suka guyon kalau mengajar di kelas. Membuat kelas menjadi hidup. Beliau serius namun juga santai. Saya jatuh cinta pada setiap mata kuliah yang beliau ampu, Mungkin karena cara mengajarnya yang santai, kadang kala penuh filosofis.
"Sebenarnya ilmu manajemen itu selalu ada filososfinya. Kalau anada-anda semua paham dengan filosofi ini berarti anda benar-benar sudah lulus." kurang lebih seperti itulah yang pernah beliau sampaikan.

Beliau ini masih muda, mungkin sekitar kepala 4. Selain mengajar, beliau juga punya unit bisnis yang dikelola, Bidang shipping. Wah, wah..kalau belia bercerita tentang usahanya ini saya sukses dibuat berdecak kagum. Usahanya bukan main-main, skala internasional. Ditambah kesibukan mengajar dan profesinya sebagai konsultan manajemen. Ah, kepala itu gak pecah ya?? heheheh..tenaga itu gak habis ya..Subhanallah..

Oiya, terkadang beliau menyelipkan beberapa patah kata dalam perkuliahannya dan bagi saya kata-kata tersebut 'ngena' sekalii...seperti kuliah kemaren,
"Apa yang kita lakukan disini, berpuasa kemudian mengikuti kuliah. Lemas, lapar, haus tidak seberapa dibandingkan saudara-saudara kita yang berada di Gaza, Palestina..."

Begitulah beliau, bapak Indro Kirono...

nb: mau posting gambar profil beliau tapi belum ketemu. Next time yaa..^_^

Kamis, 10 Juli 2014

Dikatakan atau tidak dikatakan, itu tetap CINTA
(Darwis Tere Liye) 

Minggu, 06 Juli 2014

Teman, maafkan aku

Setelah sekian lama akhirnya Sabtu, 5 Juli 2014 aku kembali duduk manis dalam kelas, kuliaaaahh..hohoho. Jam istirahat dikagetkan dengan berita yang disampaikan teman kalo ibu si Emmy meninggal dan hari itu sudah masuk hari ke-7.
Ibunya...meninggal..
Ibunya??
Ah, saya bahkan susah percaya. Bagaimana bisa saya yang bisa dibilang dekat dengan si Emmy, saya yang biasanya tidak segan memberi tumpangan tidur pada Jumat malam (mengingat rumahnya jauh dan Sabtu pagi harus kuliah lagi) tidak mengetahui musibah seperti iniii??
Astaghfirullaaahh...
Seketika itu saya telpon dia, saya sempat menegur kenapa kabar duka seperti ini saya tidak diberi tahu? Ah, saya terlalu menghakiminya. Saya lupa seperti apa kondisinya saat musibah itu terjadi.
Ya Allaaahh...saya ini memang bukan siapa-siapa. Bukannya karena saya ingin dianggap. Sejenak saya berpikir demikian. Namun saya menyadari ternyata saya belum menjadi baik, yang terbaik untuk teman-teman saya. Teman 'baik' yang hanya terlihat diluarnya. Dimana saya saat itu?? Sedang apa saya?? Buruk sekali diri ini yang hanya memikirkan kesibukan diri sendiri. Karena tidak ada salahnya kan ditengah kesibukan iseng tanya kabar teman, keadaannya. Siapa tahu ada hal-hal tidak baik terjadi dan mereka termasuk teman-teman yang pendiam....

Ya Allah, saya memang bukan yang terbaik. Tapi saya ingin berusaha menjadi yang terbaik untuk teman-teman saya, keluarga saya, dan yang disekeliling saya...
Ingatkan lah saya selalu, Ya Rabb..

Jumat, 13 Juni 2014

Terbaik dari Dirimu

Bila engkau baik hati, bisa saja orang lain menuduhmu punya pamrih; tapi bagaimanapun, berbaik hatilah... 
Bila engkau jujur dan terbuka, mungkin orang lain akan menipumu; tapi bagaimanapun, jujur dan terbukalah... 
Bila engkau sukses, engkau akan mendapat beberapa teman palsu, dan beberapa teman sejati; tapi bagaimanapun, jadilah sukses... 
Kebaikan yang engkau lakukan hari ini, mungkin saja besok sudah dilupakan orang; tapi bagaimanapun, berbuat baiklah... 

Bagaimanapun, berikan yang terbaik dari dirimu...
Pada akhirnya, engkau akan tahu bahwa ini bukanlah urusan antara engkau dan mereka;
melainkan ini adalah urusan antara engkau dan Tuhan mu...

- Delima Kontrusvy -

Kamis, 12 Juni 2014

R.I.N.D.U

Scroll-scroll timeline...
Banyak hal yang membuatku ingin. Banyak hal yang membuatku rindu. Terlalu menye-menye kalo aku tulis sebagai rangkaian status di sana. Lebih elegan jika ku larung di sini. heheheh...
Sedang merindukan apa?? siapa??
Ah, terlalu banyak jawabannya nanti. Yang pasti aku rindu. Ada sesak di sini yang tak mampu ku sebut satu per satu. Hanya mampu membatin akan apa saja hal-hal yang aku rindukan. Allah..cukup Allah yang tau ini.
Terima kasih Allah masih memberiku kesempatan untuk menampung semua cerita ini.
Terima kasih Allah masih menyisakan ku banyak rasa rindu. Setidaknya aku masih terus hidup karena adanya harapan atas jawaban tiap-tiap rindu ku. Setidaknya aku masih diberikan hati yang luas untuk menampung semua rasa ini, rasa yang terus mendewasakanku atas sikap dan pikiran...

Allah..kelak jawablah semua rinduku ini, ^_^

Senin, 02 Juni 2014

Bersabar Lebih Baik

Setiap cinta memiliki waktunya.Jika sekarang belum saatnya, belum pantas, belum siap, maka bukan berarti itu tidak cinta. Bersabar lebih baik. (Darwis Tere Liye)

Begitu pula dengan mimpi. Tetap tegap mempertahankannya dengan doa, memperjuangkannya dengan segenap hati.
Masih tetap ingin menuliskannya. Tempat-tempat terbaik, surga Indonesia untuk kelak aku kunjungi. Aku jejakkan kaki di sana. Entah dengan siapa itu tidak penting. Aku hanya ingin nyata melakukannya,
Semeru...
Rinjani..
Green Bay..
Pulau Merah...
Sukamade...
Lombok, Gili Trawangan...
Karimun Jawa...
..........

Seolah aku telah melewatkan banyak kesempatan untuk 'bersenang-senang'. Namun Allah mengajarkanku kembali untuk dewasa, lebih bijak lagi bahwasannya masih ada yang jauh lebih penting dari sekedar 'bersenang-senang' saat ini. Allah ingin aku belajar lebih baik lagi. Memang belum rezekiiiii. Yakin saja rencana Allah lebih baik adanya.

Bersabar Lebih Baik....^_^

Rabu, 07 Mei 2014

Mimpi dan Harapan (Baru)

...kini ku kan berhenti berharap...

satu kalimat lagu yang aku dengar tadi siang lewat PC kantor. Sedih tak berujung by Glenn Fredly. Heuheu..bayangkan yang nyanyi seorang Glenn, lagu mellow pun akan lebih menyayat hati kan..hohoho..
Awalnya aku berpikir demikian. Akan jatuh mellow sekian hari, menggalau khas orang patah hati, nangis-nangis gak jelas dan yang pasti merasakan sediiiiiihh teramat sedih. Kenyataannya gak seburuk yang aku bayangkan.
Awalnya aku berpikir demikian. Akan merasakan pahit yang sangat saat tahu kenyataan itu. Kenyataannya tidak sepahit yang aku bayangkan.

Perasaanku pas tahu info tersebut kaget sekali. Tidak secepat yang aku bayangkan. Apalagi aku sudah lama tidak mendengar kabar dari beberapa karibnya. Tiba-tiba saja aku membaca info tersebut di salah satu sosmed. Kaget, sedih pasti, pengen nangis tapi gak bisa. Rasanya hati itu kosoooongng. Ada lubang menganga dan..kosong. Entahlah.
Hal yang susah aku terima adalah bahwasannya sudah pantang bagiku menyebut-nyebut nama dia saat aku ingin menyebut namanya, menulis namanya lagi dan lagi pada Diary Harianku, membayangkan kelak bisa bertemu kembali dan akrab bahkan lebih akrab dari biasanya, mendoakan dirinya di akhir doaku. Hal yang susah aku lakukan adalah bahwasannya mulai detik itu sudah saatnya aku berhenti berharap padanya, apapun tentang dirinya. Rasanya agak kacau juga waktu menyadari aku tidak boleh berharap lagi. Mati rasa. Tidak mungkin kan aku mendoakan yang jelek-jelek atas dirinya...Rasanya seperti belum terbangun dari mimpi. Dan menjadi paham quote tentang bermimpilah selagi mimpi itu tidak dilarang, tidah berbayar. ^_^

Menerima kenyataan tentang dia yang sudah menetapkan calon pendamping hidupnya ternyata tidak seperih bertahan pada satu rindu. Mungkin benar kata mereka, biarkan waktu yang menjadi penawarnya.
Pelan tapi mantap aku harus bangun dari mimpi. Menguburnya manis-manis dan mulai bermimpi kembali. Bukankan kelak waktu yang menjadi penawarnya?? Kelak waktu yang akan kembali memberikanku mimpi-mimpi baru dan waktu pula yang membuatku bertahan meraih mimpi. *ciyeeee....^_^

Beberapa hal yang harus ku syukuri karena ini adalah...
Aku belajar mendewasakan hati,
belajar merawat hati hingga saatnya tiba,
belajar mengikhlaskan hati apapun ceritanya,
belajar pasrah akan urusan hati dan cinta,
belajar memahami benar-benar bahwasannya jodoh di tangan Allah. Kelak Allah sudah menentukan siapa-siapa pasangan kita, kapan, dimana, dan bagaiman dipertemukannya.
Seperti doa ku yang lalu di masjidil haram maupun nabawi...
"Allah, kelak segerakan jodohku di tahun depan. Atau pada waktu yang baik menurutMu. Jika ia (yg namanya tak bisa disebut di sini ^_^) adalah jodohku, maka jodohkanlah dengan caraMu yang terbaik. Jika bukan maka buat aku benar-benar melupakannya"
Allah telah menjawab doaku. Alhamdulillah.
Mungkin karena aku sudah menyerahkan sepenuhnya pada Gusti Allah, maka rasa kehilangan ini gak seperih yang aku bayangkan sebelumnya.

Bumi masih berputar.
Maka tidak ada alasan bagiku untuk tidak bermimpi lagi. Bukan melanjutkan mimpi, karena mimpiku tentang dia sudah berakhir. heheheh. Melainkan membangun mimpi kembali. Urusan kelak terwujud tidaknya mimpi itu adalah kehendak Gusti Allah. Urusanku adalah bermimpi, meyakini mimpi, memperjuangkan mimpi, mendoakan mimpi, dan memantaskan mimpi.
Itu saja...Selebihnya biar tangan-tangan Allah yang bekerja...^_^